Jengkol
dikenal masyarakat luas mempunyai aroma yang khas yang aduhai tak terlupakan.
Dibalik aromanya yang khas ternyata Jengkol bisa dipakai sebagai bahan dasar
pestisida organik yang ramah lingkungan. Sangatlah rasional bila jengkol
menjadi pestisida yang fungsinya mengusir hama yang ada dan menolak hama yang
mau datang karena aromanya. Jadi bukan hanya kita saja yang ga kerasan sama bau
jengkol, hama pun akan menjauh jika bau aroma jengkol.
Pestisida
jengkol bisa dikatakan baru keberadaannya dimana jengkol sebagai bahan dasar
pembuatan insektisida organik yang
bersifat alami dan ramah lingkungan. Insektisida ini mudah dibuat dan
bahan-bahannyapun juga mudah untuk didapatkan, insektisida ini terbuat dari
bahan-bahan alami yaitu; jengkol, cabai merah, dan urine binatang ternak (
Sapi, Kambing ataupun Kelinci )
Cara
membuat insektisida ini tidaklah terlalu sulit dan juga tidak membutuhkan biaya
yang terlalu mahal jika dibandingkan dengan biaya pembelian insektisida anorganik.
Memang dadi segi praktis dan instannya insektisida ini kalah dengan insektisida
buatan pabrik. Padahal kalo kita tahu buatan pabrik wau kadar kimianya sangat
tinggi diman itu jelas tidak ramah dengan lingkungan.
Kandungannya antara lain :
- hidrokarbon berkhlor
- atom oxygen ikatan c-cl
- benzene hexachlorida
- senyawa siklodin
- monokotrofos dan lain-sebagainya
Penggunaan
Insektisida buatan pabrik jelas lebih tinggi resikonya dibanding dengan buatan
sendiri yang organik. dimana insektisida anorganik sangat membahayakan
kesehatan manusia dan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Jengkol
mengandung asam jengkolat (jencolid acid). Asam jengkolat memiliki struktur
molekul yang menyerupai asam amino sistem unsur sulfur dan molekul tersebut
terdapat dalam bentuk bebas dan sukar larut dalam air, sehingga dalam jumlah
tertentu asam jengkolat dapat membentuk Kristal. Asam amino kaya akan unsur
nitrogen dan unsur sulfur yang akan diubah menjadi gas amoniak (NH?) dan
hydrogen silfida (H2S), sehingga cukup efektif dalam memberantas hama dan
penyakit parasitic. Insektisida jengkol mengandung unsur hara yang cukup tinggi
karena mengandung nitrogen dan mengandung urea yang berasal dari urine binatang
ternak yaitu sapi, kambing, kerbau, kuda, kelinci dan lain-lain.
Dari
hasil penelitian, dalam urine kambing terdapat nitrogen 36% dan urea 47%,
artinya 2,5 liter urine kambing setara dengan 2kg pupuk urea. Urine binatang
ternak juga banyak mengandung senyawa antara lain adalah air, natrium, klorin,
kalium, fosfat, sulfat, ammonia, dan kretinin. Untuk natrium hingga ammonia
merupakan senyawa garam ionic, baik dalam bentuk Kristal padatan yang mengendap
maupun yang larut dalam air. Cabai yang digunakan sebagai campuran pestisida
organic adalah cabai rawit besar dan cabai merah besar yang sudah dikeringkan
karena mengandung senyawa yang lebih tinggi. Dalam cabai mengandung kalori,
protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan air yang
dapat membantu kesuburan tanaman dan menambah unsure hara lahan pertanian. Di dalam
biji cabai juga mengandung solamine, solamidine, solamargine, steroid,
antibiotic, dan capsaicin. Rasa pedas pada cabai disebabkan oleh zat yang
bernama capsaicin (capsaicin oil), capsaicin tertinggi terdapat pada bagian
urat putih tempat melekatnya biji karena disitulah tempat diproduksinya
capsaicin.
Insektisida
jengkol ini memiliki fungsi ganda yaitu selain sebagai pestisida pembasmi hama,
juga dapat berfungsi sebagai pupuk yang dapat membantu kesuburan tanaman.
Insektisida ini baunya sangat tajam sekali karena berasal dari urine dan
jengkol yang terkenal bau, sehingga mampu membuat hama menjadi kabur dan mati.
Dengan menggunakan insektisida jengkol ini maka tidak perlu lagi membeli
insektisida anorganik buatan pabrik agar pendapatan para petani dapat meningkat
karena modal bisa ditekan.
Pertanian
tanaman pangan dan holtikultura dengan sistem organik tidak saja dapat menekan
modal, tetapi produksi dan produktivitasnya juga meningkat. Bahkan nilai
jualnyapun lebih tinggi daripada menggunakan bahan kimia. Pada sayuran jenis
wortel misalnya, kandungan nutrisi 1 kg wortel organic sama dengan kandungan
nutrisi 3 kg wortel yang bukan organic dan tentu lebih ramah lingkungan dan
aman bagi kesehatan. Bila petani menggunakan pupuk anorganik dan insektisida kimiawi
terus-menerus, mikroorganisme sebagai pengolah tanah akan habis dan di saat
musim kemarau tanah menjadi keras serta pecah-pecah. Berbeda jika menggunakan
pupuk dan insektisida organic, miokroorganisme terus tersedia dalam tanah
sehingga tanah pertanian tetap gembur.
Cara
pembuatan pestisida jencolid ini adalah:
Menyiapkan alat dan bahan
- Alat-alat yang dipergunakan adalah : ember berdiameter 50cm, 2 ember berdiameter 25cm, gayung, kain penyaring, tanki penyemprot.
- Bahan-bahan yang dipergunakan adalah : 1kg jengkol, 1kg cabai merah, 5 liter urine hewan ternak, dan air 10 liter.
Cara pembuatan
Jengkol dan cabai merah ditumbuk halus,
kemudian dimasukkan dalam ember yang berisi 10 liter air. Tutup rapat hingga 14
hari – Urine hewan ternak dimasukkan dalam ember dan diendapkan selama 14 hari.
Urine tersebut dipisah dari larutan jengkol dan cabai merah.
Setelah 14 hari kedua larutan tersebut
disaring menggunakan kain, kemudian dicampur menjadi satu dan pesrtisida
jencolid ini sudah siap untuk digunakan. Cara pemakainnya menggunakan tanki
disemprotkan pada tanaman yanag terserang hama dan penyakit.
Sumber:
artikel.co/78/pembuatan pestisida dari jengkol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar