pembuatan pestisida dari bahan alami

pembuatan pestisida dari bahan alami
PERTANIAN ORGANIK

Kamis, 08 Januari 2015

BENGKUANG SEBAGAI PESTISIDA NABATI BENGKUANG (Pachyrrhyzus erosus Urban)





Tanaman bengkuang merupakan tanaman tahunan yang menghasilkan umbi akar, dengan bentuk membulat seperti gasing. Kulit umbi tipis dan berwarna kuning pucat. Bagian dalam umbi berwarna putih, mengandung air, serta berasa manis..Bengkuang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1-1000 m dpl). Bengkuang merupakan tumbuhan semak semusim yang tumbuh membelit. Batang bulat, berambut dan berwarna hijau.
Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang daun menyirip, permukaan berbulu, panjang 7-10 cm, lebar 5-9 cm, berwarna hijau.
Bunga majemuk, bentuk tandan, letak di ketiak daun, tiap tangkai terdiri atas 2-4 kuntum, berwarna ungu kebiruan. Buah polong berbentuk pipih dan berwarna hijau. Biji keras, bentuk ginjal, berwarna kuning kotor.
Akar tunggang berumbi. Perbanyakan tanaman dengan biji.
           Biasanya Bengkuang yang dikenal adalah umbinya, karena kandungan vitamin dan gizi yang cukup tinggi . kandungan utama bengkuang adalah air, yaitu 85 gram per 100 gram umbi.  Kadar energinya yang cukup rendah  (55 kkal/100 g) memungkinkan bengkuang untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan yang baik bagi pelaksana diet rendah kalori dan penderita diabetes melitus.
         Kandungan vitamin C yang cukup tinggi (20 mg/100 g), memungkinkan bengkuang digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit degeneratif.
              Buah bengkuang bisa langsung dimakan, dibuat obat dan untuk kecantikan (identik dengan pemutih kulit). 
             Umbi ini tidak bisa dibuat pestisida nabati, yang bisa dibuat pestisida nabati adalah bagian daun dan biji karena mengandung racun di dalamnya.
          Biji bengkuang mengandung zat-zat seperti rotenone, pachyrrhizid, pachyrrhizine, saponin, dan lain-lain yang bekerja secara sinergis sebagai insektisida dan juga akarisida







OPT sasaran: Hortikultura:
Croccidolomia binotalis, Aphis fabae, A.craccivora, Bombix mori, Dysdercus megalopygus, Epilachna varivestis, Myzus persicae, Nezara viridula, Plutella xylostella dan Spodoptera litura.


Tanaman pangan:
 Serbuk atau tepung biji bengkuang dapat digunakan untuk melindungi benih tanaman dari serangan hama gudang. Serangga yang teracuni mati kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat-alat mulut.

Cara membuat  :
Biji dan daun dicuci, ditumbuk, ekstraknya diencerkan dengan aquades. Alkohol dan petroleum eter dapat digunakan sebagai pelarut. Aplikasi dilakukan dengan penghembusan atau penyemprotan ke bagian tanaman.
Ekstrak biji bengkuang bersifat toksik terhadap larva ulat krop dengan LC50 : 11,48 %. Tingkat kematian terendah 13 % pada 4 hari setelah perlakuan dengan konsentrasi 12,5 % (125 gram per liter air) (Soekarto, et al, 1999).
(cara lain Ekstrak biji bengkuang dibuat dengan cara menyaring campuran tepung biji bengkuang dengan pelarut air, etanol 96%, atau metanol 96%)



Pestisida Nabati Daun Mimba dan Manfaatnya bagi Tanaman





Daun mimba (Azadirachta indica) tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Daun mimba dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membasmi hama dengan cara yang tradisional yang ramah lingkungan, karena penggunaan daun mimba sebagai pestisida nabati tidak menimbulkan dampak atau pencemaran yang membahayakan masyarakat sekitar. Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin, 1993). Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji. Bagian tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Namun disini saya membahas tentang daun mimba yang bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun akarisida (Backer dan Van der Brink, 1965). Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling potensi. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi.
Manfaat Ekstrak Daun Mimba Sebagai Pestisida Nabati Manfaat daun mimba sebagai pestisida nabati sangat mengguntungkan bagi para petani dalam pengendalian hama secara biologis dan selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk kesehatan. Tanaman Mimba sebagai pestisida nabati memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis, aman, mudah didapat dan ramah lingkungan. Zat-zat racun yang ada di dalam tanaman mimba bermanfaat untuk insektisida, repelen, akarisida, penghambat pertumbuhan, neumatisida, fungisida, anti virus. Racun tersebut sebagai racun perut dan sistemik. Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling paten (Taryono, 2003).
Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi. Sudah sejak lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas (Broad spectrum), baik digunakan secara sederhana di negara berkembang, maupun digunakan secara terformula di negara maju, seperti Amerika Serikat. Pada awalnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman yang bukan untuk dikonsumsi, namun belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman pangan (food crops) (Ruskin, 1993).
 Keunggulan Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati Menurut Rembold (1989) Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
-          Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
-          Cara kerja spesifik, sehingga relatif aman terhadap vertebrata (manusia, lingkungan dan ternak)
-          Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
-          Murah dan mudah dibuat oleh petani, , tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
 Cara pembuatan pestisida nabati dari daun mimba :
-          1 kg daun mimba ditumbuk sampai halus
-          Rendam serbuk tersebut dalam 10 lt air, semalam
-          Aduk sampai rata, kemudian saring dengan menggunakan kain halus
-          Larutan siap disemprotkan ke tanaman
-          Tambahkan detergen sebanyak 1 g/lt sebagai pengemulsi.

Membuat Pestisida Alami dari Biji Srikaya




Kandungan Buah Srikaya
Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat antiradang, antidepresi. Daun rasanya pahit, kelat, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat astringen, antiradang, peluruh cacing usus (antheimintik), serta mempercepat pemasakan bisul dan abses. Biji berkhasiat memacu enzim pencernaan, abortivum, anthelmintik, dan pembunuh serangga (insektisida). Kulit kayu berkhasiat astringen dan tonikum. Buah muda dan biji juga berkhasiat antiparasit.
Biji digunakan untuk mengatasi:
-          Pencernaan lemah,
-          Cacingan, dan
-          Mematikan Kutu kepala dan Serangga

.
Pestisida Nabati ” Srikaya “
Srikaya mengandung annonain dan resin.  Efektif  untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji srikaya
- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen , tambahkan sekitar ½ liter air cucian beras, aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.

Rabu, 07 Januari 2015

Cara Membuat Pestisida Alami/Insektisida Organik Nabati Mengatasi Hama Tanaman



Jika tanaman kita ada yang terserang hama yang dapat merusak tanaman yang kita tanam, maka sebaiknya kita segera melakukan penanganan yang cepat, tepat, aman, efektif dan efisien. Cara yang paling mudah adalah beli pestisida kimia di toko untuk digunakan di lahan kita. Akan tetapi alangkah baik dan bijak jika kita menggunakan yang alami, karena di samping murah, juga tidak merusak lingkungan serta kesehatan manusia.
Cara membuat pestisida / insektisida organik alami untuk mengatasi/mengusir hama, kutu dan ulat perusak tanaman pertanian/perkebunan secara umum :
  • Bahan-bahan yang dibutuhkan :
  1. Bawang putih, cabe rawit, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir : masing-masing 100 gram.
  2. Gula pasir : 2 sendok makan.
  3. Air suling destilasi / aqua destilata : 1 liter.
  4. Dekomposer BSA (mikro organisme pengurai) : 2 cc.
  5. Botol kaca steril besar : 2 buah
  • Tahap-tahap pembuatan :
  1. Cabe rawit, bawang putih, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir dan air destilasi diblender hingga bercampur rata.
  2. Masukkan ke dalam botol yang telah disteril bebas kuman.
  3. Masukkan gula dan decomposer BSA, tutup lalu biarkan satu minggu untuk proses fermentasi.
  4. Buka dan saring dari ampas-ampas yang ada dan simpan di tempat yang tertutup
  • Cara pemakaian/penggunaan cairan pestisida organik :
  1. Campur 60 cc cairan pestisida/insektisida organik yang telah dibuat dengan 1 liter air biasa. Bisa juga buat takaran sendiri sesuai perbandingan tadi.
  2. Semprot pada batang dan daun tanaman yang terserang hama dan ulat satu minggu sekali. Habiskan semua karena tidak bisa disimpan.
Sumber: zheniordet. Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger

Membuat Pestisida Organik dengan Bawang Putih





 Bahan :
  • Bawang Putih :         1 bulb
  • Lengkuas bubuk :     1 sendok teh
  • Cengkeh bubuk :      1 sendok teh (opsional)
  • Spiritus :                   0,25 liter
  • Air Tawar :                1 liter
  • Sabun Cair :              secukupnya

 Cara membuat :
  1. Kupas bawang putih, kemudian parut atau dapat juga di blender (parut lebih baik).
  2. Setelah selesai, taruh dalam wadah dan campurkan dengan air tawar + lengkuas bubuk + cengkeh bubuk.
  3. Aduk rata, simpan selama ± 24 jam atau hingga semua ampas mengendap.
  4. Hasil larutan disaring dengan menggunakan kain halus, campur dengan spiritus dan aduk rata.
  5. Diamkan sebentar, simpan dalam botol yang berpenutup rapat.

Ø  Cara pengaplikasian :
Ø  0.25 liter larutan dicampur dengan 1 sendok makan sabun cair, aduk rata masukkan ke dalam sprayer.
Ø  Semprotkan ke pangkal tanaman yang terkena hama setiap sore/malam hari.
Ø  Untuk pencegahan atau perawatan, cukup semprotkan sekali per 2 hari sekali atau seminggu sekali.

Ø  Hama yang dapat ditanggulangi :

Ø  Hampir 90% hama tanaman dapat ditanggulangi dengan menggunakan ramuan ini, baik hama pada daun maupun media tanam.
Ø  Tidak berefek mematikan pada ulat daun.
Ø  Mematikan bagi siput bercangkang berukuran maksimal berukuran sebesar kelereng.
Ø  Dapat mematikan bagi siput telanjang, namun dengan dosis yang lebih besar (tergantung ukuran).

Keterangan :
v  Fungsi utama spiritus, lebih ditujukan agar larutan lebih tahan lama (tidak basi). Selain itu, spiritus dapat meningkatkan efek kualitas larutan.
v  Fungsi sabun cair, mirip dengan spiritus dalam hal meningkatkan efek kualitas larutan. Jangan mengganti dengan bubuk detergen, terdapat kandungan zat kimia yang cukup keras di dalamnya.
v  Bahan bubuk cengkeh merupakan bahan dasar opsi yang digunakan untuk menghadapi serangan hama cukup parah. Dalam masa perawatan, bahan tersebut nyaris tidak diperlukan. Cukup dengan menggunakan bahan dasar bawang putih dan bubuk lengkuas saja.
v  Mengganti bawang putih mentah dengan produk yang sudah dikeringkan berbentuk bubuk, tidak pernah dilakukan. Apakah akan menghasilkan efek yang sama, tidak pernah diketahui. Penggunaan bawang putih mentah dikarenakan, cairan yang terdapat didalamnya yang diperlukan sebagai anti hama.
v  Mengganti produk bubuk dengan bahan mentah (lengkuas & cengkeh) belum pernah dilakukan. Secara perbandingan kualitas, lebih tinggi produk yang sudah dikeringkan. Belum diketahui kemungkinan zat pada bahan mentah yang tidak dapat dikeringkan dapat menambah kualitas pestisida atau tidak.

Sumber: bayu sumitra Juli 11, 2013 pukul 12:18 pm   


PEMBUATAN PESTISIDA ALAMI DARI DAUN PEPAYA




        Pemamfaatan bahan Alam bisa kita gunakan sebagai Pestisida Alami, Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mencegah  serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
  • Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
  1. merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
  2. menghambat pergantian kulit.
  3. mengganggu komunikasi serangga.
  4. menyebabkan serangga menolak makan.
  5. menghambat reproduksi serangga betina.
  6. mengurangi nafsu makan.
  7. memblokir kemampuan makan serangga.
  8. mengusir serangga.
  9. menghambat perkembangan patogen penyakit.
Bebarapa OPT sasaran yang dapat dikendalikan dengan aplikasi pestisida nabati dari daun pepaya.
  • Berbagai jenis ulat,
  • Cendawan
  • Mosaik virus
  • Embun tepung
  • Hama yang terdapat dalam tanah
  • Trips dan kutu kebul
  • Hama – hama pengisap



Daun pepaya
Pestisida merupakan racun untuk memberantas atau untuk mencegah fungi, ulat dan hama penghisap yang menyerang tanaman dan juga memberantas tikus dan memberantas bakteri, memberantas tanaman pengganggu dan sebagainya.
  1. Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain :
  2. Mudah terurai di alam dan ramah lingkungan.
  3. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
  4. Dapat membunuh hama/penyakit tanaman (ekstrak daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb).
  5. Sebagai pengumpul/perangkap hama tanaman (tanaman orok-orok, temblek ayam).
  6. Bahan baku mudah didapat dan ekonomis.
  7. Dosis yang digunakan tidak mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintetis.
  8. Merupakan pemecahan masalah hama jangka pendek/cepat.
Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
  • Detergen
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat, yang mengandung surfaktan dan linier alkil benzene sulfonate yang bersifat karsinogenik yang dapat membunuh hama.
  • Minyak tanah
Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon C12 sampai C15 yang tak berwarna dan mudah terbakar, diperoleh dengan cara distilasi fraksional petroleum pada 150 °C and 275 °C. Di Indonesia minyak tanah dapat digunakan untuk mengusir koloni serangga sosial seperti semut dan kecoa.


Ekstrak daun pepaya sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap tanaman
  • Daun pepaya : 1 kg
  • Air : 10 liter
  • Minyak tanah : 2 sendok makan
  • Detergen : 30 gr

Cara pembuatan:
Pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya) dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Siapkan daun pepaya sebanyak kurang lebih 1 kg (sekitar 1 tas plastik besar atau 1 ember besar).
  2. Tumbuk daun pepaya hingga halus.
  3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam 10 liter air
  4. Tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen.
  5. Hasil campuran, didiamkan semalam.
  6. Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.

Sumber:
 Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com
NewBloggerThemes.com

Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum)




Ekstrak daun tembakau
Bahan dan Alat :
  • ½ kg daun tembakau
  • 2 liter air
  • Kain saring
Cara Pembuatan :
ü  Daun tembakau dirajang sampai halus, rendam dalam 2 liter air selama 24 jam. Saring
Cara Penggunaan :
Ø  Semprotkan pada seluruh tanaman yang terserang pada pagi hari atau sore hari
OPT Sasaran :
Ø  Berbagai macam hama

Rendaman daun tembakau
Bahan dan Alat :
Ø  ¼ kg daun tembakau
Ø  8 liter air
Ø  2 sendok teh deterjen
Ø  Kain saring
Cara Pembuatan :
  • Daun tembakau dirajang sampai halus, rendam dalam 8 liter air. Tambahkan 2 sendok teh deterjen. Aduk sampai rata. Saring.
Cara Penggunaan :
  • Semprotkan pada seluruh tanaman yang terserang pada pagi hari atau sore hari
OPT Sasaran :
  • Hama – hama pengisap


Daun Tembakau
Bahan dan Alat :
  • 200 kg daun tembakau (limbah)/ha
  • Pisau
Cara Pembuatan :
·         Daun tembakau dihancurkan menjadi serpihan kecil
Cara Penggunaan :
·         Benamkan serpihan tembakau di sekitar perakaran tanaman atau dibenamkan bersama pupuk
OPT Sasaran :
·         Jamur, bakteri dan nematoda

(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )